Jika 'Putus' dengan Rekan Sekantor

6 Jan 2008
Sangat manusiawi jika putus cinta yang Anda alami, terlebih dengan rekan sekantor, menyebabkan Anda patah hati, depresi atau bahkan mau mati. Bisa dimaklumi kalau tiba-tiba Anda merasa lemah, tak bergairah, dan malas datang ke kantor. Anda malas bertemu dengan mantan kekasih di kantor. Belum lagi menghadapi pertanyaan rekan-rekan tentang hubungan Anda dengan 'mantan'. Anda nggak siap mental harus bertemu setiap hari dengan mantan kekasih yang telah memberi sejuta kenangan manis. Akibatnya gairah kerja pun menurun drastis, malas bergaul, dsb.

Tapi sesungguhnya, tak perlulah bersikap dramatis seperti di sinetron Indonesia atau film-film India. Ingat, putus cinta bukan berarti kiamat. Karena sayang sekali kalau dunia yang indah ini Anda hiasi dengan kucuran air mata dan penyesalan yang nggak ada habisnya. Sebelum Anda larut dalam kesedihan dan melakukan tindakan yang merugikan, coba simak tips di bawah ini:

* Jangan merubah penampilan secara drastis
Orang yang patah hati banyak yang melampiaskan kekesalannya dengan cara merubah model rambut dengan potongan super pendek. Bahkan ada yang lebih nekat mewarnainya dengan warna-warna mencolok dan merubah penampilan menjadi lebih vulgar. Jangan sekalipun berpikir melakukan tindakan ini. Tindakan ini nggak lebih dari sikap yang 'childish'. Mantan kekasih Anda akan menganggap bahwa Anda sangat tertekan karena putus hubungan dengannya. Lebih baik Anda bersikap dan berpenampilan seperti biasa saja. Walaupun sulit tapi cobalah menganggap bahwa putus cinta hanya peristiwa biasa yang tak patut disesali.

* Jangan mogok bicara
Banyak yang tiba-tiba berubah menjadi sangat pendiam karena putus cinta. Anda merasa sangat malas untuk berbicara dengan siapapun. Rasanya keceriaan Anda berakhir hingga sampai di situ. Sikap ini juga mengesankan bahwa Anda sangat terpukul dengan berakhirnya hubungan dengan si dia. Padahal kalau Anda 'mogok bicara' Anda akan mengalami kerugian. Selain orang lain nggak akan mengajak Anda bicara, Anda pun akan dicap nggak bisa mengontrol emosi. Maka tetaplah bicara sewajarnya. Jangan membuat orang lain 'takut' bicara dengan Anda, karena sikap dingin Anda.

* Jawablah pertanyaan tentang si dia
Wajar saja jika perpisahan Anda dengannya menimbulkan tanda tanya di hati rekan-rekan. Jangan mengelak menjawab jika rekan Anda menanyakan hubungan Anda dengan dengan si dia. Katakan saja terus terang dan lugas bahwa Anda dan dia sudah tidak ada hubungan apapun, kecuali sebatas 'rekan kerja'. Kemudian jangan terpancing 'curhat' dengan setiap orang yang menanyakannya. Jika mau 'curhat' cukup kepada satu orang yang paling dekat dan paling Anda percaya.

* Jangan mengindari pertemuan dengannya
Jangan bersikap kekanak-kanakan dengan selalu menghindari pertemuan dengannya atau 'membuang muka' setiap kali bertemu dengannya. Sikap ini jelas sangat tidak dewasa. Akibatnya hubungan kerja Anda dengannya pun akan terganggu. Berusahalah sekuat mungkin untuk tidak mencampuradukkan masalah pribadi dengan urusan pekerjaan. Lupakan bahwa Anda pernah menjalin cinta dengannya, jika Anda harus bekerja sama dengannya di kantor.

* Jangan bolos kerja
Kadang, sehari setelah peristiwa bersejarah putusnya hubungan Anda dengan si dia di kantor, menyebabkan Anda malas datang ke kantor dan memilih bolos kerja. Kalau 'mantan kekasih' Anda tahu, bisa jadi ia akan mentertawakan Anda. Anda dianggap sakit hati dengan keputusan ini. Selain itu Anda pun akan kehilangan kesempatan mengaktualisasi kemampuan di kantor, walaupun cuma sehari.

* Jangan pindah kantor
Tekanan yang begitu berat karena putus dengan teman sekantor kadang membuat Anda berpikir untuk hengkang ke tempat lain. Anda nggak mau bertemu setiap hari dengannya dan Anda tak sudi bekerja sama dengannya. Satu-satunya jalan yang ada di kepala Anda hanyalah 'resign'. Padahal tindakan ini jelas sangat merugikan. Coba tekan keinginan Anda untuk 'hijrah' ke kantor lain dengan cara mencari kesenangan positif di kantor. Cobalah untuk lebih memperluas pergaulan Anda di lingkungan kerja. Jangan sampai putus cinta menyebabkan sosialisasi Anda di kantor terhambat. Kalau perlu ikutilah aktivitas di kantor seperti menjadi anggota klub olahraga ataupun kegiatan lainnya di lingkungan kerja. percayalah, dengan lebih membuka diri setelah putus cinta, Anda akan menemui banyak hal bermanfaat ketimbang saat masih bersamanya.

Pendek kata, pekerjaan dan karir Anda terlalu mahal jika harus dikorbankan untuk sebuah persoalan 'putus cinta'. Percayalah jodoh nggak akan kemana, kalau putus dengan kekasih yang satu kantor, siapa tahu Anda akan mendapatkan pasangan yang lebih baik. Kenapa tidak?

0 komentar: