Perangkap dalam Pengambilan Keputusan

8 Jan 2008
Lantas bagaimana tip menghindari perangkap tersembunyi dalam mengambil keputusan? John S. Hammond, (konsultan bidang pengambilan keputusan dari Sekolah Bisnis Harvard), Ralph L. Keeney (guru besar Sekolah Enjiniring dan Sekolah Bisnis Marshall, Universitas Southern California), dan Howard Raiffa (guru besar Sekolah Bisnis Harvard) dalam bukunya Smart Choices: A Practical Guide to Making Better Decisions (Harvard Business School Press, Oktober 1998), mengungkapkan beberapa perangkap psikologis yang bisa merusak keputusan bisnis Anda.

Berikut kelima perangkap dan solusinya:

* Perangkap jangkar
Tren atau momen masa lalu sering dijadikan jangkar (anchor) dalam pengambilan keputusan. Pemasar atau penjual melihat volume penjualan masa lalu untuk memprediksi penjualan mendatang. Angka kinerja masa lalu menjadi jangkar peramal dengan menyesuaikan beberapa faktor. Dalam situasi pasar yang berubah amat cepat dan sukar diprediksi karena tak berpola, jangkar historis merupakan pijakan buruk. Bahkan, bisa menggiring pada perkiraan yang keliru.

Beberapa cara menghindari perangkap jangkar: Selalu memandang masalah dari perspektif yang berbeda. Cobalah menggunakan alternatif dan pendekatan, jangan tetap pada jalur pemikiran yang pertama kali muncul di pikiran Anda; Cari informasi dari bermacam orang untuk memperluas referensi dan mendorong pikiran Anda, agar tetap jernih; Pikirkan terlebih dulu masalah yang dihadapi sebelum berkonsultasi dengan yang lain, guna menghindari kerancuan ide-ide yang muncul.

* Perangkap status quo
Karena sulit memprediksi masa depan, sering Anda mempertahankan kondisi yang ada (status quo), demi menghindari resiko. Namun, langkah ini merupakan perangkap. Bayangkan, Anda berdiri di atas landasan yang berpusing cepat sekali. Bila Anda hanya diam berdiri, Anda bisa terlontar oleh momen geraknya. Agar stabil, bergeraklah dengan irama dan arah yang sama dengan putaran. Hal ini sulit, karena arah putaran tidak bisa diperkirakan, tapi Anda harus terus mencoba.

Bila Anda telanjur terperangkap pada status quo, ingatlah tip berikut untuk mengurangi pengaruhnya: Selalu ingatkan diri Anda pada tujuan perusahaan. Mungkinkah tercapai, bila Anda mempertahankan status quo?; Jangan menganggap status quo merupakan satu-satunya altrenatif. Cari pilihan lain dan gunakan sebagai penyeimbang. Evaluasi segala aspek plus-minusnya.

* Perangkap bingkai
Langkah pertama membuat keputusan adalah membatasi pertanyaan berdasarkan bingkai permasalahan. Langkah ini berbahaya. Bagaimana menghindarinya: Jangan langsung menerima susunan awal yang Anda atau orang lain rumuskan. Buat beberapa alternatif berdasarkan berbagai aspek. Pilih alternatif yang mampu memberikan benefit optimal; Hadapi masalah secara netral. Dengan bersikap netral, menggunakan banyak referensi dan pembanding, Anda bisa lebih jeli mengkaji plus-minus setiap alternatif, dan memilih yang terbaik; Simak cara seseorang atau tim merumuskan permasalahan dan mengambil keputusan yang direkomendasi ke Anda. Terapkan prinsip devil advocate dengan menguji rekomendasi ini melalui format yang berbeda.

* Perangkap perkiraan dan peramalan
Umumnya, Anda sudah piawai memperkirakan jarak, lama perjalanan, berat atau volume barang, karena terbiasa dan jelas tolok ukurnya, sehingga bisa diuji akurasinya. Dalam mengambil keputusan, Anda kerap harus memperkirakan hal-hal yang kurang jelas, kurang pasti, dan sulit diuji tolok ukur maupun akurasinya. Akibatnya, Anda amat berhati-hati mengambil keputusan, atau malah terlalu berani karena terlalu percaya diri.

Cara terbaik menghindari perangkap ini adalah melakukan pendekatan teratur dalam meramal dan menilai probabilitas. Untuk mengurangi pengaruh percaya diri berlebihan dalam memprediksi, cobalah selalu memulai dengan mempertimbangkan hal-hal ekstrem, yaitu kemungkinan jarak nilai yang terendah dan tertinggi. Hal ini membantu Anda terhindar dari kerancuan perkiraan awal. Untuk menghindari perangkap yang terlalu hati-hati, cobalah jujur menyatakan perkiraan Anda, dan jelaskan ke orang yang akan menggunakannya, bahwa hal tersebut belum disesuaikan.

* Perangkap penegasan atau bukti
Ada dua kekuatan psikologis yang bekerja dalam perangkap ini. Yaitu, kecenderungan secara tak sadar memutuskan apa yang Anda ingin lakukan, sebelum mengetahui alasannya. Lalu, kehendak hati yang lebih memengaruhi bertindak yang disukai daripada yang seharusnya.

Cara menghindari jebakan di atas: Periksa semua bukti secara teliti dan bersamaan. Hindari tendensi menerima penegasan/bukti tanpa mempertanyakannya; Cari teman yang Anda hargai sebagai mitra untuk berargumen mengenai keputusan yang akan Anda lakukan. Buat argumen penyeimbang; Jujurlah pada diri sendiri mengenai motivasi: apakah Anda mengumpulkan informasi untuk membantu menentukan pilihan yang tepat, atau sekadar mencari pembenaran untuk apa yang akan Anda lakukan.

0 komentar: